test

News

Jumat, 25 September 2020 19:21 WIB

AS, China dan Rusia Berdebat Soal Virus Corona di DK PBB

Editor: Hadi Ismanto

Pertemuan Dewan Keamanan PBB. (Foto: PMJ News/Dok Net)

PMJ - Perwakilan tiga negara, Amerika Serikat, China, dan Rusia berselisih paham dalam pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB). Perdebatan terjadi saat membahas pandemi virus corona (Covid-19).

Seperti dilansir laman Associated Press, Jumat (25/9/2020), ketiga negara tersebut saling tuding mengenai siapa yang bersalah dalam menangani dan mempolitisasi pandemi yang tengah melanda dunia ini.

Perdebatan tajam di pertemuan yang bertajuk "Tata Kelola Global Pasca Covid-19" itu mencerminkan perpecahan mendalam di antara tiga anggota dewan pemegang veto yang kian meningkat sejak virus corona ini muncul di Wuhan, China pada akhir 2019 lalu.

Menteri Luar Negeri China, Wang Yi menekankan pentingnya multilateralisme yang berpusat pada PBB. Ia turut menyinggung negara-negara, termasuk AS yang memilih untuk tidak membuat vaksin Covid-19 menjadi barang publik secara global.

"Dalam momen yang penuh tantangan ini, negara-negara besar bahkan lebih berkewajiban mengutamakan masa depan umat manusia, membuang mentalitas Perang Dingin dan bias ideologis, dan bersatu dalam semangat kemitraan untuk mengatasi kesulitan," kata Wang.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengatakan pandemi dan "kemalangan yang biasa terjadi tidak menghilangkan perbedaan antar-negara, tapi justru memperdalamnya".

"Di sejumlah negara, ada godaan untuk mencari (kambing hitam) ke luar negeri bagi mereka yang bertanggung jawab atas masalah internal mereka sendiri," ujarnya.

"Dan kami melihat upaya dari masing-masing negara dalam menggunakan situasi saat ini untuk memajukan kepentingan sempit mereka, menyelesaikan masalah dengan pemerintah yang tidak diinginkan, atau pesaing geopolitik," tambahnya.

Sementara itu, Duta Besar AS untuk PBB, Kelly Craft yang membuka pidatonya di akhir pertemuan dengan penyataan yang blak-blakan.

"(Saya) malu pada masing-masing dari kalian. Saya heran dan muak dengan isi diskusi hari ini," kata Craft, seraya mengatakan beberapa perwakilan "Menyia-nyiakan kesempatan ini untuk tujuan politik".

"Presiden Trump sudah menjelaskan dengan sangat jelas: Kami akan melakukan apa pun dengan benar, bahkan jika itu tidak populer, karena, izinkan saya memberi tahu Anda, ini bukan kontes popularitas," ucapnya.

Craft mengutip pidato Trump pada Selasa (22/9) lalu dalam pidato virtualnya di Majelis Umum PBB. Saat itu, Trump mengatakan bahwa untuk memetakan masa depan yang lebih baik, "kita harus meminta pertanggungjawaban bangsa yang melepaskan wabah ini ke dunia: China".

"Keputusan Partai Komunis China untuk menyembunyikan asal mula virus ini, meminimalkan bahayanya, dan menekan kerja sama ilmiah (yang) mengubah epidemi lokal menjadi pandemi global," kata Craft.

"Tindakan ini membuktikan tidak semua negara anggota sama-sama berkomitmen untuk kesehatan masyarakat, transportasi, dan kewajiban internasional mereka," lanjutnya.

Craft mengakhiri pidatonya dengan mengatakan, satu pelajaran dari pandemi adalah perlunya "Persatuan, bukan perpecahan" dan mendesak anggota dewan "Untuk bekerja sama dalam transparansi dan dengan itikad baik".(Hdi)

BERITA TERKAIT