logo-pmjnews.com

test

News

Minggu, 13 September 2020 11:04 WIB

Pakar: Ruang Tertutup Berpotensi Sebarkan Virus Corona

Editor: Hadi Ismanto

Sirkulasi udara yang baik menghindari sebaran Covid-19 (Foto: PMJ News/Ilustrasi/Hdi)
Sirkulasi udara yang baik menghindari sebaran Covid-19 (Foto: PMJ News/Ilustrasi/Hdi)

PMJ - Sejumlah pakar menyebut virus corona (Covid-19) biasanya dapat bertahan di tempat-tempat publik, khususnya di dalam ruangan. Untuk mengurangi risiko itu disarankan adanya ventilasi dan penyaringan udara yang baik.

Menurut pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang diterbitkan pada Juli, sistem ventilasi yang terawat dan dioperasikan dengan baik dapat mengurangi penyebaran virus di ruang dalam ruangan dengan meningkatkan laju pergantian udara.

Hal tersebut juga mengurangi resirkulasi udara. Secara umum, ventilasi dalam gedung bertujuan menyediakan udara yang sehat dan menghilangkan udara pengap untuk bernapas. Dengan kata lain, menjaga kualitas udara di ruang itu.

Seperti dilansir laman Health 24, Minggu (13/9/2020), sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa penularan virus melalui udara dapat secara efektif terjadi di dalam ruang tertutup. Pasalnya, partikel virus yang sangat kecil tetap berada di udara.

Seorang profesor teknik mesin di Universitas Purdue, Qingyan Chen mengatakan, jika Anda memasuki ruangan dan mencium udara yang pengap, itu merupakan tanda bahwa konsentrasi karbon dioksida tinggi dan ventilasi buruk. Sebaiknya Anda segera menjauh.

Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di China awal tahun ini menunjukkan, AC dapat menyebarkan virus di ruangan seperti restoran. Makalah dalam studi mencakup diagram pengaturan meja restoran dan aliran udara AC.

Penelitian juga menjelaskan bahwa orang tanpa gejala, melepaskan virus saat dia bernapas dan berbicara, kemudian AC meniup udara masuk ke arah beberapa meja, yang kemungkinan merupakan penyebab infeksi sembilan orang lainnya yang juga berada di situ.

Bukti terbaru menunjukkan, SARS-CoV-2 bertahan lebih baik di lingkungan dengan kelembapan rendah. Sebuah penelitian di Australia, yang diterbitkan bulan lalu, menemukan hubungan antara kelembapan lebih rendah dan peningkatan penularan komunitas.

"Ketika kelembapan lebih rendah, udaranya lebih kering dan membuat aerosol lebih kecil," ujar Michael Ward, seorang ahli epidemiologi di Sekolah Ilmu Kedokteran Hewan di Universitas Sydney dan penulis utama studi tersebut.

Menurut Stephanie Taylor dari Harvard Medical School, mempertahankan tingkat kelembapan dalam ruangan hingga 40 hingga 60 persen akan mengurangi paparan partikel infeksius dan karenanya mengurangi penularan virus.

Jika tidak melihat sistem pemanas atau ventilasi serta pelembab portabel, sebaiknya tanyakan kepada pemilik tempat, apakah mereka memiliki mekanisme pelembap yang memadai.

Sebaiknya, hindari juga kipas angin dalam situasi tertentu. Saat memasuki musim dengan cuaca yang lebih hangat, kebanyakan orang cenderung membawa keluar meja dan kipas angin.(Hdi)

BERITA TERKAIT