test

News

Jumat, 24 Juli 2020 13:58 WIB

Lagi, Indonesia Ditunjuk Jadi Presiden DK PBB

Editor: Hadi Ismanto

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi (Foto: Kemlu RI)

PMJ - Indonesia akan kembali menjadi Presiden Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) pada Agustus 2020 mendatang. Penunjukan ini merupakan untuk kedua kalinya, sebelumnya pada Mei 2020.

"Ini presidensi Indonesia yang kedua setelah Mei 2019, kita memegang presidensi DK PBB dengan tema investing in peace atau menabur benih perdamaian," ungkap Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi dalam konferensi pers daring, Kamis (23/7/2020).

Retno menjelaskan, tema yang diusung tahun ini juga tidak jauh berbeda, yakni advancing suistanable peace atau memajukan perdamaian yang abadi.

"Perdamaian bukan sesuatu yang dapat hadir dengan sendirinya, tapi harus terus disemai, dipelihara terus-menerus. Sebagai kelanjutan dari tema presidensi tahun lalu, maka tahun ini Indonesia mengambil tema memajukan perdamaian yang abadi," ucapnya.

Selain itu, Menlu Retno juga menyampaikan bahwa yang membedakan dengan presidensi 2019 adalah presidensi Indonesia di DK PBB pada 2020 dijalankan di tengah pandemi Covid-19.

"Presidensi Indonesia tahun ini ingin menekankan bahwa pada saat hampir semua energi dan perhatian kita terpusat pada upaya penanganan pandemi, jangan sampai kita terlupa untuk terus memajukan perdamaian," tuturnya.

"Karena perdamaian tetap merupakan prasyarat utama bagi kesuksesan kita menangani pandemi dan percepatan pemulihan ekonomi," imbuhnya.

Menurut Retno, selama presidensi Indonesia akan melakukan tiga signature events. Mulai dari Meeting on the Linkage of Counter Terrorism and Organized Crimes, pada tanggal 6 Agustus 2020.

Pertemuan tersebut dikatakan Menlu Retno Marsudi akan membahas laporan perdana Sekjen PBB mengenai penanggulangan terorisme dan kejahatan lintas batas.

"Signature event yang kedua adalah Meeting on Pandemic and the Challenges of Sustaining Peace, yang akan diselenggarakan pada 12 Agustus 2020," terangnya.

Adapun signature event yang ketiga, lanjur Retno, yakni Area Formula of Cyber and Protection of Civillian.

"Indonesia memberikan perhatian khusus terhadap isu ini, karena semakin maraknya serangan cyber kepada infrastruktur sipil seperti rumah sakit dan bandara termasuk di masa pandemi," ujarnya.

Selain tiga signature events tersebut, Indonesia juga akan memimpin setidaknya 14 pertemuan yang membahas upaya perdamaian di berbagai belahan dunia seperti Palestina, Suriah, Yaman, Lebanon, Somalia, Korea Utara, Guinea Bissau.

"Dan laporan strategis mengenai ISIL, termasuk juga pertemuan yang membahas perpanjangan mandat misi perdamaian di Lebanon atau UNIFIL, dan di Somalia atau UNSOM," tukasnya.(Hdi)

BERITA TERKAIT