Kamis, 14 November 2019 10:02 WIB
Mahfud Menilai Program Deradikalisasi Perlu Diperkuat
Editor: Lely
PMJ – Terkait peristiwa bom bunuh diri di Medan, Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan bahwa peristiwa tersebut bisa dijadikan dasar untuk mengevaluasi program deradikalisasi. Namun Menko Polhukam Mahfud Md justru mengatakan bahwa hal tersebut tidak perlu dan justru seharusnya semakin diperkuat.
"Nggak (perlu), program deradikalisasi kok dievaluasi, diperkuat saja. Apanya yang perlu di deradikalisasi," ungkap Mahfud di kompleks parlemen, Jakarta Selatan, Rabu (13/11/2019).
Mahfud menjelaskan bahwa secara kuantitatif jumlah teroris pada 2019 menurun. "Karena kalau dari sudut kuantitatif jumlah teror tahun 2017 dan 2018 jauh lebih tinggi dari tahun 2019. Artinya, tingkat antisipasi sudah oke. Tapi sekarang terjadi perluasan subjek," terangnya.
Mahfud mengambil contoh peristiwa yang terjadi belakangan ini, seperti bom di Sidoarjo, Sibolga, hingga penusukan eks Menko Polhukam Wiranto. "Kalau dulu teror orang laki-laki dewasa, tapi sekarang ada ibu-ibu,” tuturnya.
“Yang Pak Wiranto melibatkan ibu, yang Sidoarjo ibu, Sibolga ibu. Lalu juga melibatkan anak. Yang di Surabaya itu bunuh diri bersama anak. Yang di Pandeglang itu juga melibatkan anaknya. Nah itu berarti kualitasnya semakin meluas, mengerikanlah. Tapi kuantitasnya menurun," sambung Mahfud.
Mahfud merasa menurunnya angka kuatitas mengartikan bahwa tingkat antisipasi sudah cukup baik. "Berarti apa, berarti tingkat antisipasi dari keamanan dan intelijen sudah cukup. Ya perlu ditingkatkan tentu saja, tapi sudah cukup bagus," ujarnya. (BHR)