test

News

Selasa, 28 September 2021 09:07 WIB

Menkes Ungkap Strategi Pemerintah Cegah Klaster Covid-19 di PTM Terbatas

Editor: Hadi Ismanto

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin saat memberikan keterangan. (Foto: PMJ News/Dok Setpres).

PMJ NEWS - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan kepada dirinya dan Mendikbudristek Nadiem Makarim untuk mengkaji kembali implementasi pembelajaran tatap muka (PTM) Terbatas.

Menurut Budi, pihaknya akan memfokuskan pada strategi surveilans atau deteksi dalam evaluasi pelaksanaan aktivitas pembelajaran tatap muka (PTM) Terbatas untuk menghindari munculnya klaster Covid-19 di sekolah.

“Kebetulan ini mulai secara masif dan kita sadar harus melakukan PTM ini karena banyak term disbenefit kalau kita tunda, makanya kita fokus sekali melakukan advance surveillance untuk aktivitas PTM," jelas Menkes Budi, Senin (27/9/2021).

Pada kesempatan yang sama, Budi menepis kabar soal banyaknya klaster sekolah yang muncul usai PTM terbatas kembali digelar. Dia menyebut dari data sampel yang diambil justru menunjukan jumlah klaster sekolah yang lebih sedikit.

"Jadi kalau kemarin banyak diskusi atau beredar hoaks klasternya banyak, sebenarnya enggak demikian. Kami sampaikan datanya secara transparan," ungkapnya.

Kemenkes melakukan sampling di sejumlah sekolah di Jakarta dan Semarang. Dari beberapa sekolah di Jakarta, terdapat sekitar 80-90 subjek dites Covid-19 dan di Semarang sebanyak 258 subjek yang dites.

Dari sampling tersebut menunjukan hasil yang beragam. Menkes mengungkap dalam survei ditemukan kasus di sekolah angkanya terhitung kecil. Artinya, tidak terjadi klaster atau penyebaran di sekolah.

"Karena klaster itu kita definisikan kalau penyebaran terjadi di sekolah. Misalnya SDN Rawasari 30 orang di-swab yang positif cuma 1 ya pasti itu bukan klaster," jelasnya.

Lebih lanjut Budi pun menegaskan PTM terbatas ini tak bisa ditunda lagi. Masyarakat harus bisa belajar untuk hidup berdampingan dengan Covid-19. Dia menilai munculnya kasus di sekolah tak berarti masyarakat harus menghindari kegiatan PTM terbatas.

"Karena (kasus) sudah sedikit, kita yang keluar kita yang mengejar bola, kita yang aktif mencari. Kita tidak nunggu kalau ada yang panas atau bergejala, kita yang aktif keluar mengejar bolanya," tukasnya.

BERITA TERKAIT