test

Kesehatan

Kamis, 25 November 2021 10:35 WIB

Kenali, Begini Lima Gejala Fisik yang Timbul Akibat Stres

Editor: Hadi Ismanto

Stres berat jangan sampai berkepanjangan karena dapat memicu risiko tekanan darah tinggi. (Foto: PMJ News/Ilustrasi/Hadi)

PMJ NEWS - Stres kadang muncul dengan sendirinya dalam berbagai cara. Selain dipicu pikiran dan kecemasan, stres juga sering bermanifestasi sebagai gejala fisik seperti sakit kepala, ketegangan otot, dan masalah pencernaan.

Lead GP di penyedia layanan kesehatan digital Livi, dr Rhianna McClymont mengatakan stres adalah bagian alami dan penting dari sistem respons tubuh.

"Itu berasal dari naluri bertahan hidup bawaan yang kita miliki bersama dengan banyak hewan lain," kata Rhianna seperti dilansir dari laman Mirror, Kamis (25/11/2021).

Stres jangka panjang dapat menyebabkan banyak gejala fisik. Pada gilirannya, gejala ini sering membuat Anda merasa cemas, khawatir, bahkan lebih stres.

Dia menyebut cara memutus siklus negatif ini adalah dengan mengenali tanda-tanda stres dan mengambil tindakan untuk menguranginya. Berikut gejala fisik yang timbul akibat stres.

1. Jerawat dan Eksim
Saat stres, kulit Anda sering berjerawat karena sekresi hormon stres kortisol. Kortisol meningkatkan produksi minyak dalam tubuh. Stres juga dapat menyebabkan peradangan dan peningkatan kondisi kulit seperti jerawat, eksim dan psoriasis.

Pakar kosmetik, dr Rekha Tailor, mengatakan Anda tidak boleh meremehkan dampak stres pada rutinitas perawatan kulit sehari-hari yang sering diabaikan pada saat stres.

Dia menyarankan, mengikuti rutinitas perawatan kulit harian, menghindari penggunaan riasan dan makan makanan sehat buah dan sayuran, lemak sehat dan protein seperti ikan untuk mengontrol gula darah dan meningkatkan kesehatan kulit Anda.

2. Sakit Kronis dan Sakit Kepala
Sakit kronis yang membuat Anda tidak bisa bergerak adalah gejala stres yang sangat umum. Stres sering kali dapat menyebabkan nyeri sendi yang menyerupai radang sendi. Demikian pula, sakit kepala tegang dan migrain dapat menyebabkan kelumpuhan.

Dr McClymont merekomendasikan tidur yang cukup dan tetap berpegang pada jam-jam reguler untuk mengatasi stres sehari-hari dan mencegahnya lepas kendali.

"Ingat bahwa stimulan seperti bermain gawai sampai larut malam, alkohol, makanan besar, dan nikotin dapat mengganggu tidur," ucapnya.

3. Masalah Perut
Anda mungkin pernah merasa mual atau mengalami feses yang encer saat sedang stres. Usus adalah organ sensitif yang merespon ketidakseimbangan hormon, stres, dan kondisi kesehatan fisik dan mental dengan rasa sakit, kembung, dan perubahan kebiasaan BAB.

Masalah pencernaan umum lainnya yang dapat diperburuk oleh stres adalah refluks asam. Jika Anda stres dan mendapatkan kelebihan produksi asam di perut, maka bisa jadi Anda akan merasakan sakit maag, penyakit gusi, dan sariawan.

Meskipun mengubah kebiasaan makan Anda dapat membantu mengatasi masalah ini, terkadang lebih baik mencari bantuan medis terutama untuk gejala sariawan.

4. Perubahan Berat Badan
Peningkatan kadar kortisol menghentikan tubuh Anda dari memecah lemak sehingga sulit untuk menurunkan berat badan atau mempertahankannya.

Dr McClymont mengatakan, stres kronis juga dapat membuat Anda mencari kenyamanan langsung dalam makanan.

"Di sisi lain, beberapa orang menemukan bahwa mereka mengalami penurunan nafsu makan saat stres, karena tingkat adrenalin - dan terkadang depresi yang dapat berjalan seiring dengan stres kronis - mempengaruhi nafsu makan," ujarnya.

5. Sistem Kekebalan Terganggu
Orang yang terkena stres kronis dapat menemukan sistem kekebalan mereka terpengaruh, membuat mereka rentan terhadap pilek, flu dan infeksi lainnya.

Konselor daring di Kooth, Aisha Gordon-Hiles menjelaskan sel-sel yang digunakan tubuh untuk melindungi dari penyakit tidak menyukai terlalu banyak kortisol. Saat terlalu banyak kortisol dilepaskan, kemampuan mereka untuk melindungi Anda dari penyakit berkurang.

BERITA TERKAIT