test

Kesehatan

Minggu, 20 Februari 2022 18:12 WIB

Studi: Resiko Terinfeksi Ulang Varian Omicron Lima Kali Lebih Besar

Editor: Hadi Ismanto

Penderita omicron. (Foto: PMJ News/Ilustrasi/Hadi).

PMJ NEWS - Sebuah studi baru mengungkap risiko infeksi ulang akibat varian Omicron sebanyak 5 kali lebih tinggi daripada varian virus corona lainnya. Penelitian ini dilakukan oleh Imperial College London.

Menurut para ahli, kasus infeksi ulang lebih banyak ditemukan pada varian Omicron dalam makalah yang diterbitkan di Nature.

Hal ini juga sesuai data yang dibagikan oleh Badan Keamanan Kesehatan Inggris, sebelum pertengahan November bahwa virus corona Omicron ditemukan, infeksi ulang menyumbang sekitar 1 persen dari kasus COVID-19 yang dilaporkan, tetapi tingkat sekarang telah meningkat menjadi sekitar 10 persen.

"Infeksi ulang dengan virus yang menyebabkan COVID-19 berarti seseorang terinfeksi, sembuh, dan kemudian terinfeksi lagi. Setelah pulih dari COVID-19, sebagian besar individu akan memiliki perlindungan dari pengulangan infeksi," ungkap The US Centers for Disease Control and Prevention dikutip dari Times of India, Minggu (20/2/2022).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatakan varian Omicron kemungkinan besar bisa menyebabkan infeksi ulang. Dengan maksud orang yang sebelumnya memiliki COVID-19 dapat terinfeksi ulang lebih mudah dengan Omicron.

"Bukti awal menunjukkan mungkin ada peningkatan risiko infeksi ulang pada varian Omicron. dibandingkan dengan varian lain yang menjadi perhatian, tetapi informasinya terbatas," terang WHO.

Walaupun gejala omicron ringan, para ahli dan mereka yang telah terinfeksi lebih dari satu kali mengatakan bahwa gejala infeksi ulang jauh lebih parah.

Mengikuti laporan pengalaman orang yang terinfeksi ulang COVID-19, dapat dikatakan bahwa gejala infeksi ulang dan infeksi ulang tidak berbeda satu sama lain.

"Jika mengalami infeksi ringan, tidak mendapatkan respons imun yang sangat baik, dan Anda terpapar lagi dengan virus dalam dosis besar, itu pasti mungkin,” ucap Dr .Thomas Russo, profesor dan kepala penyakit menular di Universitas di Buffalo, New York.

BERITA TERKAIT