test

News

Jumat, 7 Oktober 2022 13:23 WIB

Tahan Peluru, Cerita Industri Lokal Produksi Perlengkapan Polisi Jelang G20

Editor: Fitriawan Ginting

Wakil Direktur J-Forces Group, Subiyono beri keterangan. (Foto: PMJ/Gtg).

PMJ NEWS - Sebuah industri lokal asal Jakarta, J-Forces, tengah menyibukkan diri dalam memproduksi perlengkapan polisi menjelang puncak perhelatan G20 yang bakal digelar di Bali. Salah satu produksinya yakni perlengkapan pengamanan huru-hara (PHH) untuk pengamanan.

"Mungkin kita seperti ini kita membuat ke PHH, kita antisipasi untuk kebutuhan G20, kita udah siapkan juga untuk perlengkapan huru-haranya. Ada ransel pelepas cepat, itu ransel langsung dipakai kemudian dalam kondisi terdesak dia harus lari, dengan memijit tombol, dia bisa langsung lepas," kata Wakil Direktur J-Forces Group, Subiyono di acara 'Temu Bisnis Produk Dalam Negeri (PDN) Polri' Tahap IV di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Jumat (7/10/2022).

Industri yang didirikan sejak 2010 ini berpusat di Kamal Muara, Jakarta Utara. Industri ini sudah kerap memproduksi berbagai perlengkapan untuk Polri maupun TNI.

Wakil Direktur J-Forces Group, Subiyono tunjukkan kendaraan taktis yang biasa dugunakan Polri. (Foto: PMJ/Gtg).
Wakil Direktur J-Forces Group, Subiyono tunjukkan kendaraan taktis yang biasa dugunakan Polri. (Foto: PMJ/Gtg).

Subiyono sendiri mendukung penuh perhelatan G20 dan siap mengikuti permintaan dari instansi terkait dalam menyediakan perlengkapan yang dibutuhkan. Tak lain, J-Forces juga seringkali menyuplai perlengkapan maupun peralatan untuk pengamanan konflik di wilayah Papua.

"Ini hajat nasional yang harus di sukseskan seluruh komponen bangsa. Kita mengikuti arahan-arahan, dari Brimob, yang banyak sekali memberikan bimbingan kepada kita, tentang kebutuhan, dan spesifikasi kebutuhan. Tentu untuk G20 sangat berbeda dengan kebutuhan di Papua. Kita mengikuti kebutuhan mereka, salah satunya yang PHH tadi," katanya.

Lanjut, Subiyono menyebut industrinya menggunakan material yang hampir seluruhnya merupakan produk dalam negeri. Walaupun beberapa materialnya harus mengimpor, komposisi produksinya tentu telah terverifikasi oleh Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan minimal 40 persen.

Pakaian anti peluru J Force. (Foto; PMJ/Gtg).
Pakaian anti peluru J Force. (Foto; PMJ/Gtg).

"Tidak (semua material dalam negeri), jadi dalam event Business Matching tahap IV kita ingin berpartisipasi mengenalkan bahwa semua yang didisplaykan di sini itu adalah sudah memiliki sertifikat TKDN. Sesuai dengan ketentuan TKDN minimal 40 persen," katanya.

"Semuanya udah TKDN. Jadi walaupun memang ada beberapa komponen yang masih diproduksi dari luar, tetapi secara keseluruhan produk ini bisa kita nyatakan sebagai produk dalam negeri, karena sudah memenuhi TKDN," tambahnya.

Selain perlengkapan, J-Forces juga memproduksi kendaraan-kendaraan pengamanan, salah satu contohnya kendaraan taktis (rantis). Kurang lebih, telah terproduksi sebanyak 500 unit untuk Polri maupun TNI.

"Saya pikir dari berbagai macam tipe sejak awal tuh ada sekitar 500 unit," katanya.

Diketahui, acara yang digelar pada 6-7 Oktober 2022 telah dibuka Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan pada hari pertama. Kemarin, Luhut mengapresiasi Polri yang sudah berhasil menggunakan barang produk dalam negeri di atas 70 persen.

Pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah dilakukan oleh pemerintah pusat dan juga daerah dengan menggunakan anggaran APBN dan APBD. Pada tahun 2022 ini, anggaran APBN naik menjadi Rp 1.714,2 triliun dan APBD dengan anggaran Rp 1.197, 2 triliun yang berasal dari uang rakyat.

Perlu diketahui Polri merupakan lembaga negara yang termasuk dalam 5 besar dengan belanja pengadaan barang dan jasa (PBJ) tertinggi dengan nilai belanja sebesar Rp 56,2 triliun. Dengan ini, Polri berkomitmen mendukung penuh kebijakan pemerintah dalam hal penggunaan produk dalam negeri, dengan target minimal 40 persen pada pengadaan barang dan jasa Polri.

BERITA TERKAIT