test

News

Kamis, 27 Oktober 2022 16:23 WIB

Jubir Satgas Covid-19: Vaksin yang Tersedia Masih Efektif Atasi Varian XBB

Editor: Hadi Ismanto

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dan Duta Perubahan Perilaku Reisa Broto Asmoro . (Foto: Covid-19).

PMJ NEWS - Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, Reisa Broto Asmoro menyebut vaksin Covid-19 yang tersedia saat ini masih efektif untuk melindungi dari varian XBB. Hal ini berdasarkan keterangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Terkait varian baru ini WHO menyatakan vaksin yang tersedia masih efektif," ujar dr Reisa seperti dikutip tayangan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (27/10/2022).

Meski demikian, lanjut Reisa, varian XBB bisa menghindari antibodi. Artinya, orang yang pernah terinfeksi varian Covid-19 lain masih bisa berisiko terinfeksi varian XBB.

"Berdasarkan studi di Cina varian XBB ini dapat menghindari antibodi, artinya orang yang pernah terinfeksi varian lain sebelumnya dan yang sudah mendapatkan vaksin lengkap, tetap berisiko untuk dapat terinfeksi varian baru ini," tuturnya.

Kendati begitu, Reisa menambahkan vaksin booster akan tetap melindungi dari risiko penyakit yang parah. Sehingga, vaksin masih merupakan hal yang sangat penting untuk menekan gejala yang timbul dan risiko kematian yang diakibatkannya.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut subvarian baru SARS-CoV-2 yang dijuluki XBB telah teridentifikasi di Indonesia. Namun, dia tidak menjelaskan secara detil di daerah mana varian tersebut terdeteksi .

Menurut Budi, subvarian XBB menyebabkan peningkatan kasus Covid-19 di Singapura. Bahkan diprediksi akan terjadi peningkatan kasus 15 ribu per hari saat pertengahan November nanti.

"Singapura kasusnya naik lagi ke 6 ribu per hari, karena ada varian baru namanya XBB, varian ini juga sudah masuk di Indonesia, kita amati terus," ungkap Budi dikutip dari melalui YouTube FMB9ID IKP, Jumat (21/10/2022).

Namun, Budi tetap optimistis subvarian XBB tidak membuat peningkatan kasus di Indonesia. Karena, saat subvarian BA.4 dan BA.5 yang menyebabkan lonjakan kasus di beberapa negara, terbukti tidak berpengaruh di Indonesia.

BERITA TERKAIT