test

Kesehatan

Senin, 24 Juli 2023 10:04 WIB

Wanita Lebih Beresiko Alami Kelelahan Kronis, Ini Sederet Gejalanya

Editor: Hadi Ismanto

Ada kondisi dimana seseorang merasa lelah berlebihan atau kelelahan kronis. (Foto: PMJ News/Ilustrasi)

PMJ NEWS - Tidak seperti biasanya, ada kondisi dimana seseorang kerap merasa lelah berlebihan atau kelelahan kronis. Pengidapnya mungkin merasa energi terkuras lebih dari biasanya, bahkan ada di titik ekstrem.

Seperti dilansir dari laman Women's Health, Senin (24/7/2023), kelelahan kronis bisa terasa layaknya mencoba bergerak di lumpur dan kabut yang tebal. Semuanya melelahkan dan seseorang hanya ingin berbaring, merasa tidak dapat berfungsi dengan baik.

Dokter umum Sarah Brewer mengatakan, semua orang bisa mengidap kondisi ini. Namun, risiko lebih besar kini mengancam para perempuan yang multitasking dengan semakin banyak kasus dialami kaum hawa di usia 20-40-an.

"Mungkin karena mereka cenderung menangani berbagai aspek kehidupan sekaligus, dan memiliki lebih sedikit waktu untuk memprioritaskan kesehatan mereka sendiri," ungkap Brewer yang juga direktur medis Healthspan.

Tanda-tanda kelelahan kronis antara lain tidak bisa berpikir jernih, stres berat, sulit tidur, bibir kering dan pecah-pecah, serta suasana hati yang kacau. Gejala lain termasuk munculnya rasa sesak tanpa alasan dan keinginan untuk terus berbaring.

Jika kelelahan berlanjut selama lebih dari empat bulan, Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) mengatakan itu sangat mungkin merupakan sindrom kelelahan kronis. Tidak ada tes khusus untuk itu, jadi diagnosis didasarkan pada gejala yang dialami pasien.

Ketika sindrom kelelahan kronis berlanjut, bisa timbul masalah lain seperti gangguan tidur berkepanjangan, nyeri otot atau persendian, sakit kepala, pusing, serta detak jantung yang cepat atau tidak teratur.

Dokter Sarah Myhill menjelaskan, sindrom kelelahan kronis terjadi ketika mekanisme pengiriman energi dalam tubuh menurun. Penulis buku Diagnosis and Treatment of Chronic Fatigue Syndrome and Myalgic Encephalitis itu menjelaskan pula penyebab lain.

"Mungkin, energi sedang digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi kronis. Akibatnya, tidak tersisa energi lagi," jelas Myhill.

Profesional medis punya beragam pendapat mengenai akar penyebab atau pemicu sindrom kelelahan kronis di antaranya infeksi virus, infeksi bakteri, masalah sistem kekebalan tubuh, hormon yang tidak seimbang, masalah kesehatan mental, dan faktor genetika.

Saat berbagai gejala kelelahan mulai muncul, Anda disarankan berkonsultasi ke dokter. Dokter akan mengajukan pertanyaan untuk membantu menentukan penyebabnya misalnya akibat gaya hidup, stres, pascainfeksi virus, efek samping pengobatan, atau kehamilan.

Cara termudah mengatasi kelelahan adalah dengan menyesuaikan gaya hidup. Misalnya, lebih cermat memilih makanan bernutrisi lengkap yang dibutuhkan tubuh untuk bisa berfungsi optimal. Selain itu, istirahat cukup dan bangun rutinitas waktu tidur yang teratur.

Hindari stimulan seperti kafein dan alkohol di malam hari, dan jauhkan diri dari perangkat elektronik. Jelang tidur, sesuaikan suhu kamar menjadi lebih sejuk.

Cobalah mengendalikan kortisol atau hormon stres. Sebab, bagi sebagian orang, kelelahan kronis mungkin terkait dengan gangguan ritme kortisol.

BERITA TERKAIT