test

News

Senin, 26 Februari 2024 13:38 WIB

Studi: Seiring Bertambah Usia, Kurang Tidur Tingkatkan Resiko Demensia

Editor: Hadi Ismanto

Tidur bermanfaat bagi kesehatan. (Foto: PMJ News/Ilustrasi/Hadi)

PMJ NEWS - Sebuah studi yang digagas peneliti dari Monash University mengungkap rata-rata individu berusia 60 tahun ke atas mengalami penurunan waktu tidur nyenyak sebesar 0,6 persen.

Penurunan ini terjadi seiring bertambahnya usia setiap tahunnya. Individu yang mengalami penurunan waktu tidur nyenyak ini memiliki risiko demensia yang lebih besar di masa depan.

Setiap persentase penurunannya diasosiasikan dengan peningkatan risiko demensia sebesar 27 persen. Studi ini mengimbau orang-orang lanjut usia untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas tidur gelombang lambat dalam membantu mencegah demensia.

Pemimpin studi, Associate Professor Matthew Pase dari Monash School of Psychological Sciences dan Turner Institute for Brain and Mental Health di Melbourne, Australia, telah meneliti 346 responden lanjut usia.

Para responden itu terdaftar dalam Framingham Heart Study untuk menjalani dua studi tidur semalaman (overnight sleep) antara 1995-1998 dan 2001-2003, dengan rentang waktu sekitar lima tahun.

Responden yang sama kemudian secara hati-hati dipantau untuk risiko demensia hingga tahun 2018. Selama 17 tahun masa penelitian, terdapat 52 kasus demensia yang ditemukan.

Setelah disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, kelompok, faktor genetik, status merokok, penggunaan obat tidur, penggunaan antidepresan, dan penggunaan ansiolitik, setiap persentase penurunan tidur nyenyak setiap tahun diasosiasikan dengan peningkatan risiko demensia.

"Tahapan tidur gelombang lambat atau deep sleep dapat meminimalisasi dampak penuaan pada fungsi otak dan memfasilitasi pembersihan sisa metabolisme di otak, termasuk protein berlebih yang memicu penyakit Alzheimer," jelas Pase dikutip pada Senin (26/2/2024).

Kendati begitu, hingga saat ini Pase dan timnya masih belum yakin akan peran tidur gelombang lambat terhadap risiko demensia. Adapun temuan studi tersebut hanya menunjukkan kurangnya kecukupan tidur gelombang lambat mungkin menjadi faktor risiko pemicu demensia.

BERITA TERKAIT